Selasa, Juli 01, 2008

sang semar

"Mo…Mo… kenapa sih Mo, nama Romo kok ditulis pake huruf kecil? Lha Romo itu kan turunan dewa, sampeyan itu dewa lho Mo… Siapa sih yang ndak kenal sama Sang Hyang Ismoyo? Coba tanya wayang sak pasar Negeri Antah Berantah, ato sama wayang terminal, ato sama wayang pelabuhan, lha apalagi tanya sama wayang-wayang kere yang lagi ngantri BLT itu… pasti semua kenal sampeyan…" sambil ngunyah singkong rebus Bagong nyerocos menanyakan ke-semar-an Semar.

"Oalahh… Gong, Gong… kayak kamu itu ndak kere juga, lha kamu itu kan setiap hari tiga kali menunya cuma singkong rebus… apa kamu itu ndak tahu kalo romo-mu ini sekarang ini sedang berperan sebagai wayang cilik? Sebagai wayang cilik, kita itu ndak perlu membesar-besarkan diri, membangga-mbanggakan diri, apalagi kok jadi wayang sombong… ra pantes… yang penting itu kan darma bakti kita untuk negeri wayang ini… ndak perlu kampanye di tivi, yang sudah pasti menghabiskan uang, ya kalo uang dari dompet sendiri… lha kalo pake uang rakyat? Apa ndak malah bikin koreng di muka sendiri?… ndak perlu mejeng di baliho-baliho, yang sudah pasti juga mengganggu mata wayang menikmati indahnya suasana kota wayang… ndak perlu masang muka di koran-koran, supaya para wayang kenal dan milih dia saat pilkayang (pemilihan kepala wayang-red)…" Semar dengan kalem nggelendem panjang lebar.

Rupanya Semar tidak puas dengan pidato segitu saja. "Elingo… kalo wayang sudah wara-wiri kesana-kemari sesumbar kalo nanti kepilih bisa begini-begitu, ujung-ujungnya paling juga diem… omong thok… lha piye? Duwit yang dipake buat kampanye dari mana? Kalo dari kantong sendiri, apa ya ndak mbalikin modal? Kalo dari konco-konconya, apa ya ndak mesti mbalikin utangnya? Apa iya, ndak mbales jasa wayang-wayang yang sudah bikin dia jadi kepala wayang?"

"Kalo ada wayang yang dicalonkan bukan dari kemauannya sendiri, lha sudah pasti romo-mu ini lebih milih dia… tapi dengan catatan wayang itu harus yang kompeten lho…"

Bagong melongo mendengarkan ceramah romo-nya yang memanjang dan melebar. Di kepalanya berputar-putar sejuta tanya. Lha wong ditanya soal nulis nama dengan huruf kecil, kok malah sampe ke soal kampanye? Opo tumon…

Proklamasi

Pada hari ini, tanggal sesuai tanggal posting, kami, bangsa wayang penghuni Negeri Antah Berantah, menyatakan dengan ini kemerdekaan (baca: launching) blog Negeri Antah Berantah...

Hal-hal mengenai perubahan tampilan atawa konten diselenggarakan dengan cara seadanya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (baca: hemat waktu nge-blog)...


atas nama bangsa wayang

sang semar
(sendirian aja...)